Tips Pencegahan Korupsi Ala Trisna Willy Lukman

By Admin

nusakini.com--Trisna Willy Lukman Hakim Saifuddin didaulat menjadi salah satu narasumber pada Seminar Saya Perempuan Anti Korupsi (SPAK) pada Temu Stakeholders dan Konsolidasi Internal Pegawai KPK. Seminar yang mengangkat tema “Pencegahan Korupsi Berbasis Keluarga” berlangsung di Gedung Penunjang, Jakarta. 

Trisna Willy diminta berbagi pengalaman tentang kesederhanaan sebagai gaya hidup. Di hadapan keluarga besar KPK, istri Menag Lukman Hakim Saifuddin berbagi tips tentang bagaimana menjaga keluarga dari tindakan koruptif. 

“Sebagai keluarga, kami sebetulnya hidup biasa-biasa saja. Hanya satu kata kuncinya dari Pak Lukman ke saya dan anak-anak, yaitu sifat Qanaah atau rasa cukup. Itu saja kata kuncinya,” ujar Trisna Willy di Jakarta, Rabu (20/12).  

“Terima apa adanya yang menjadi rezeki kamu dengan syukur. Sebab kalau sudah punya rasa cukup, insya Allah tidak akan neko-neko,” sambung Willy menirukan pesan suami.  

Menurutnya, sejak berkeluarga, Menag dan dirinya berkomitmen untuk membiasakan mereka berdua dan anak-anak mandiri dalam mengerjakan keperluan hidupnya. Willy mencontohkan pembuatan KTP, SIM, Paspor dan lainnya. Mereka terbiasa mengerjakan sendiri sejak dulu, mengikuti aturan dan proses yang semestinya.  

"Jadi tidak pernah lewat perantara atau calo sampai sekarang. Saya juga perpanjang STNK Mobil di Gandaria City,” tuturnya.   

Trisna Willy mengaku hal seperti ini bagi sebagian lain dinilai aneh dan seperti kurang pekerjaan. Namun itu sudah menjadi komitmen bersama yang mereka lakukan dalam keluarga. “Itu sudah menjadi kebiasaan. Perpanjangan KTP juga ke kelurahan sendiri. Buat kita itu biasa tapi kadang buat orang lain dianggap aneh. Banyak teman saya menganggap aneh,” tuturnya. 

Selain sikap Qanaah atau rasa cukup, pencegahan korupsi dalam keluarga menurut Trisna Willy juga membutuhkan keteladanan. Hal itu juga yang selama ini diterapkan Lukman Hakim, baik saat di Parlemen maupun sebagai Menteri Agama. 

“Suami saya 17 tahun di DPR (4 tahun 8 bulan sebagai wakil ketua MPR). Selama itu, saya tidak pernah ikut kunjungan kerja ke luar negeri, kecuali sekali, saat ke Mesir. Karena komitmen awalnya memang seperti itu,” tuturnya. 

Sekali waktu, kenang Willy, Lukman Hakim pernah mengajaknya bertugas ke Mesir sekalian umrah. Beberapa bulan kemudian, Lukman dipanggil ke Kepolisian (waktu itu belum ada KPK) untuk dimintai keterangan seputar perjalannya ke Mesir terkait RUU yang dibahas. Waktu itu ada kasus korupsi Menteri Agama tahun 2004 an, kebetulan Lukman hakim ada di komisi Agama. 

“Jadi sekali ikut, ada kejadian seperti itu,” tuturnya.  

“Sejak itu, saya tidak pernah ikut kunker ke LN, kecuali dua kali setelah Lukman hakim jadi Waka MPR, itupun karena undangan. Artinya semua tiket dari pihak pengundang, kita tinggal berangkat,” kenangnya. 

Trisna Willy mengaku bersyukur bisa terus menjalani komitmen keluarga untuk hidup sederhana. Dia bersyukur sampai sekarang tidak ada kasus korupsi yang disangkut-sangkutkan dengan suaminya. Bahkan, baru-baru ini, Lukman Hakim memperoleh apresiasi dari KPK sebagai pelapor gratifikasi terbesar ketiga, setelah Presiden dan Wakil Presiden.(p/ab)